Mataram (Suara NTB) – Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB menjadi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov NTB yang sangat strategis untuk dijadikan lokasi kunjungan dan studi komparasi daerah lain dan sejumlah lembaga di Indonesia. Pada Selasa, 29 Desember 2022, Brida NTB menerima dosen dan mahasiswa Program Doktor Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Institut Pertanian Bogor (IPB).
Kunjungan tersebut diterima dengan hangat oleh Kepala Brida NTB Dr.Ir.H Amry Rakhman M.Si yang juga pernah mengenyam pendidikan di Pascasarjana PWD IPB. Rombongan mahasiswa IPB dipimpin oleh Prof. Akhmad Fauzi dan membahas elemen-elemen yang bisa dimanfaatkan terkait dengan wilayah perencanaan di Provinsi NTB.
Kepala Brida NTB, Dr. H. Amry Rakhman mengatakan, rombongan PWD IPB ingin melihat terkait perencanaan wilayah atau perencanaan kawasan, termasuk di dalamnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
“Mereka datang, karena saya ditahu bagian dari alumni Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan IPB. Saya fasilitasi, saya ajak diskusi, mereka senang banyak belajar termasuk saya cerita kawasan industri yang di Sumbawa Barat,” kata Amry Rakhman kepada Suara NTB, Selasa (6/12).
Ia mengatakan, secara umum perencanaan wilayah memiliki tiga pilar utama yaitu fisik wilayah, masalah wilayah serta politik wilayah plus satu pilar lagi terbaru yang disebut dengan kelembagaan wilayah.
“Saat itu saya ceritakan tentang tata ruang, tentang RPJMD, tentang Kawasan Ekonomi Khusus dan kawasan industri, karena saya tahu ilmunya dan saya pelaku di daerah,” ujarnya.
Setelah melakukan pertemuan di Brida, rombongan PWD IPB kemudian melakukan kunjungan ke ITDC Mandalika untuk mengetaui bahwa pertimbangan secara fisik wilayah dengan posisi tata letak KEK, tidak ada di tempat lain. Sementara secara sosial ekonomi wilayah, bahwa kehadiran Mandalika dengan core pariwisata menjadi pembangkit ekonomi dengan event di dalamnya.
“Adapun terkait dengan politik wilayah, di situ ada peran pemerintah pusat dengan KEK Mandalika-nya, ada peran Pemda dalam melakukan berbagai aktivitas sampai Pemda kabupaten. Sehingga kedepan dalam membangun satu wilayah, secara fisik, secara sosial ekonomi haruslah punya keterlibatan dari semua unsur, semua aspek, itu yang dimulai didalami,” tambah Amry.
Setelah mereka kembali dari Lombok, apa yang menjadi hasil diskusi dan pengamatan di lapangan akan menjadi bahan diskusi di kampus. “Karena khusus untuk perencanaan wilayah, mereka punya akses ke Bappenas, punya akses ke Kementerian, sehingga akan secara berkelanjutan untuk menyuarakan hal ini,” katanya.
Brida NTB sendiri, kata Amry Rakhman, siap berkolaborasi dengan kampus mana saja dalam melakukan riset, terutama yang berkaitan dengan penelitian yang menghasilkan inovasi dan teknologi. Dari inovasi itu kemudian dibuat prototipe mesin dari produk-produk teknologi itu.
“Kami di Brida tugasnya sampai ke standarisasi, sertifikasi kompetensi pelaku nya. Setelah itulah baru saya gerakkan ke inkubasi bisnis, startup. Kemudian kami melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” ujarnya. (ris)